Senjata Suku Lundayeh

Poker Online Indonesia - Di Kinabalu, Malaysia traveler dapat mampir ke Mari Mari Village. Suatu desa wisata yang menampilkan beberapa suku Dayak Malaysia. Salah satunya adalah Suku Lundayeh yang terkenal sebagai pemburu kepala.

Hanya sekitar 1 jam dari Kota Kinabalu, Mari Mari Village merupakan desa wisata yang asyik untuk didatangi. Di sinilah, terdapat 5 suku besar yang mendiami kawasan Sabah yakni Kadazan Dusun, Bajo, Lundayeh, Murut, dan Rungus. Anda bisa berkenalan langsung, datang ke rumah adatnya dan mengetahui segala jenis budayanya.

Poker Online Indonesia
Mandau, pedang yang digunakan untuk memburu kepala

Suku Lundayeh, bisa dibilang yang paling sering membuat penasaran. Bukan tanpa sebab, Suku Lundayeh yang masih merupakan keluarga dari Suku Dayak Kalimantan ini terkenal sebagai pemburu kepala!

Adalah para pria Suku Lundayeh, yang melakukan pemburuan kepala. Mereka akan menyerang suku lain untuk mendapatkan kepalanya dengan dua tujuan. Pertama, adalah syarat untuk menikah dan kedua untuk mengangkat status derajatnya.

Saat berperang, mereka menggunakan beberapa senjata seperti tombak dan perisai dari kayu. Namun khusus untuk memotong kepala, mereka menggunakan mandau. Inilah pedang yang jadi senjata tradisional Suku Dayak.

Jika diperhatikan, bentuk mandau ini seperti golok. Sarungnya terbuat dari kayu. Biasanya, ditaruh di pinggang yang diselipkan ke kain. Yang menarik, tiap mandau yang dimiliki para pria suku Lundayeh memiliki hiasan rambut!

"Di bagian gagangnya terdapat semacam rambut yang diikat. Jumlah ikatannya, menandakan jumlah kepala yang sudah dipenggal," ujar Alister, pemandu setempat kepada detikTravel saat berkunjung ke Mari Mari Village beberapa waktu lalu

Poker Online Indonesia
Aneka tombak dan senjata suku Lundayeh 

Mandau yang saya pegang tentu bukanlah mandau yang sebenarnya. Hanya replikanya saja, tapi benar-benar mirip aslinya. Satu mandau, kadang punya banyak ikatan rambut. Rambut-rambutnya, berasal dari kepala yang ditebas.

"Setahu saya mandau tidak punya magic. Hanya pedang biasa saja," jawab Alister saat saya tanya apa Mandau ini punya magis.

Alister tampaknya tidak terlalu menggubris pertanyaan saya itu. Padahal, banyak desas-desus kalau mandau berisikan kekuatan gaib. Ada yang bisa terbang sampai dikendalikan dari jarak jauh. Itu saya dapati saat browsing-browsing di internet.

Kembali ke soal kepala yang dipotong, para pria suku Lundayeh hanya akan menyerang para pria dari suku lain. Mereka tidak akan menyerang wanita dan anak-anak. Sudah jadi peraturan dari zaman leluhur yang tak boleh dilanggar.

Sebelum Suku Lundayeh berangkat memotong kepala, mereka akan mengikuti upacara adat. Pun sebaliknya ketika pulang dan berhasil menjalankan misinya, mereka akan berpesta.

"Tiap tahun, ada upacara khusus untuk mendoakan kepala-kepala yang sudah diburu. Kalau tidak diadakan upacaranya, bisa celaka," tegas Alister.

Tapi tenang, Suku Lundayeh kini tidak lagi memotong kepala manusia. Tradisi tersebut sudah ditinggalkan sejak lama, dan Suku Lundayeh sudah terbuka untuk turis. Mereka masih mendiami kawasan hutan di Sabah, yang punya medan sulit untuk dilewati. Untuk itu, datang ke Mari Mari Village, sudah cukup membuat Anda mengenal suku yang disebut orang barat dengan nama, head hunter. 

0 comments:

Post a Comment