Poker Online Indonesia - Pada 15 April mendatang, Hong Kong akan membuka Tsz Shan Monastery di Tai Po. Kuil Buddha bergaya Dinasty Tang tersebut memiliki patung Dewi Guanyin terbesar kedua di dunia, tiga patung Buddha emas, hingga ruang anti peluru.
Dikelilingi oleh perbukitan hijau di Tai Po, adalah komplek Tsz Shan Monastery di Hong Kong yang sudah jadi dan akan segera dibuka.
Sebagai kuil Buddha, Tsz Shan Monastery yang terletak di atas perbukitan Hong Kong akan menjadi salah satu tempat untuk menimba ajaran Buddha, sekaligus tempat wisata bagi para traveler. Lama pembuatannya adalah lima tahun, terhitung sejak tahun 2003.
Tsz Shan Monastery lahir dari gagasan lelaki terkaya Asia, Li Ka Shing. Li menyumbangkan USD 193 juta atau sekitar Rp 2,5 triliun dari uang pribadinya untuk pembangunan kuil tersebut. Jumlah yang tidak sedikit.
Kuil seluas sembilan lapangan bola itu pun dilengkapi dengan patung Dewi Guanyin atau Kwan Im yang merupakan dewi welas asih dalam agama Buddha. Patung yang berdiri pada ketinggian 76 meter itu disebut-sebut sebagai patung Dewi Guanyin tertinggi kedua di dunia.
Tidak hanya itu, Tsz Shan Monastery juga memiliki beberapa aula berukuran besar. Pada salah satu aulanya, terdapat tiga patung Buddha yang terbuat dari emas 24 karat. Setiap aula akan difungsikan sebagai tempat meditasi dan pembelajaran tentang Buddha.
Namun di antara semuanya, yang paling menakjubkan mungkin adalah keberadaan satu dari tiga asrama yang jendelanya dibuat anti peluru. Fungsinya tentu saja adalah untuk memberikan perlindungan bagi para petinggi Buddha yang datang dari berbagai penjuru dunia.
"Kami memasang jendela anti peluru karena kami berharap, akan ada sebuah tempat untuk melindungi tamu penting kami, seperti petinggi agung Thailand dan biksu lainnya," ujar sekretaris Tsz Shan Monastery, Ngai Kai Shu.
Adapun ruangan di dalamnya masih kosong dan tidak didesain khusus untuk Li maupun individu khusus. Walaupun dibuka untuk umum, tapi pengunjung tidak bisa datang berkelompok maupun membawa daging, alkohol, atau persembahan dalam bentuk apapun.
Tujuannya adalah agar lebih ramah lingkungan dan menjaga kesucian kuil tersebut. Tsz Shan Monastery pun menyediakan air bagi setiap pengunjung kuil yang haus. Sejumlah biksu dari Hong Kong dan Asia Tenggara pun telah tinggal di kuil tersebut.
Rencananya, kuil tersebut akan dibuka untuk umum pada 15 April 2015. Jika sudah tidak sabar ingin berkunjung, siapa pun dapat booking secara online. Kuil ini bisa jadi alternatif destinasi wisata bagi traveler yang sedang ke Hong Kong.
Dikelilingi oleh perbukitan hijau di Tai Po, adalah komplek Tsz Shan Monastery di Hong Kong yang sudah jadi dan akan segera dibuka.
Sebagai kuil Buddha, Tsz Shan Monastery yang terletak di atas perbukitan Hong Kong akan menjadi salah satu tempat untuk menimba ajaran Buddha, sekaligus tempat wisata bagi para traveler. Lama pembuatannya adalah lima tahun, terhitung sejak tahun 2003.
Tsz Shan Monastery lahir dari gagasan lelaki terkaya Asia, Li Ka Shing. Li menyumbangkan USD 193 juta atau sekitar Rp 2,5 triliun dari uang pribadinya untuk pembangunan kuil tersebut. Jumlah yang tidak sedikit.
Kuil seluas sembilan lapangan bola itu pun dilengkapi dengan patung Dewi Guanyin atau Kwan Im yang merupakan dewi welas asih dalam agama Buddha. Patung yang berdiri pada ketinggian 76 meter itu disebut-sebut sebagai patung Dewi Guanyin tertinggi kedua di dunia.
Tidak hanya itu, Tsz Shan Monastery juga memiliki beberapa aula berukuran besar. Pada salah satu aulanya, terdapat tiga patung Buddha yang terbuat dari emas 24 karat. Setiap aula akan difungsikan sebagai tempat meditasi dan pembelajaran tentang Buddha.
Namun di antara semuanya, yang paling menakjubkan mungkin adalah keberadaan satu dari tiga asrama yang jendelanya dibuat anti peluru. Fungsinya tentu saja adalah untuk memberikan perlindungan bagi para petinggi Buddha yang datang dari berbagai penjuru dunia.
"Kami memasang jendela anti peluru karena kami berharap, akan ada sebuah tempat untuk melindungi tamu penting kami, seperti petinggi agung Thailand dan biksu lainnya," ujar sekretaris Tsz Shan Monastery, Ngai Kai Shu.
Adapun ruangan di dalamnya masih kosong dan tidak didesain khusus untuk Li maupun individu khusus. Walaupun dibuka untuk umum, tapi pengunjung tidak bisa datang berkelompok maupun membawa daging, alkohol, atau persembahan dalam bentuk apapun.
Tujuannya adalah agar lebih ramah lingkungan dan menjaga kesucian kuil tersebut. Tsz Shan Monastery pun menyediakan air bagi setiap pengunjung kuil yang haus. Sejumlah biksu dari Hong Kong dan Asia Tenggara pun telah tinggal di kuil tersebut.
Rencananya, kuil tersebut akan dibuka untuk umum pada 15 April 2015. Jika sudah tidak sabar ingin berkunjung, siapa pun dapat booking secara online. Kuil ini bisa jadi alternatif destinasi wisata bagi traveler yang sedang ke Hong Kong.
0 comments:
Post a Comment