Thankspoker.com- Begitu maraknya perbicangan Ninih getuk di media sosial, membuat kami ingin membuktikan sendiri kecantikannya. Ya, wanita penjual getuk yang biasa mangkal di jembatan Busway Kuningan ini, memang manis. Untuk itu, kami mengundang Ninih ke kantor redaksi Sooperboy untuk melakukan sesi pemotretan. Kami sepakat untuk menjemputnya pada esok siang hari selepas Ninih berjualan.
Hari yang ditentukan tiba. Tim kami bergegas menjemput Ninih setelah mendapat informasi bahwa Ninih telah sejak pagi menunggunya karena dagangannya sudah habis lebih pagi.
Sontak saja kantor redaksi Kapanlagi Networks menjadi heboh dengan kehadiran Ninih. Mungkin, kalau kehadiran aktris papan atas dengan kulit mulus hasil polesan sudah biasa dilihat. Namun, kali ini yang datang adalah Ninih si penjual getuk yang tak kalah tenar itu.
Dengan mencoba memberi senyum lugunya, Ninih meladeni rekan-rekan redaksi yang mau berjabat tangan atau sekadar foto bersama. "Oke, stop kini giliran kami (baca: Sooperboy) melakukan tugas kami," begitulah kira-kira, kami harus menghentikan 'penggemar' Ninih di kantor redaksi. Persis seperti aktris tenar yang dikerubuti fans-nya.
Awalnya, Ninih memang ragu untuk melakukan sesi pemotretan ini. Bukannya, tidak mau karena takut. Melainkan, ragu karena malu. "Masa sih tukang getuk difoto seperti itu?
Ninih yang ditemani kakak kandungnya, Lina akhirnya mau mencoba melakukan pemotretan ini. Make up artist telah kami siapkan. Berbagai baju bagus juga telah kami siapkan. Mulailah, wajah Ninih dirias.
Wanita asal Indramayu berusia 19 tahun ini, seakan-akan pasrah wajahnya dihiasi. Tanpa banyak bicara, tanpa banyak komentar, dan mungkin sedikit tegang, Ninih pun selesai dirias. It's time for photo session.
Lokasi pertama adalah di luar studio. Tapi sepertinya, pilihan kami salah. Saat Ninih keluar, kembali para 'penggemar'nya berdatangan dan ingin melihat wajah baru Ninih. Dengan mengenakan dress hitam dan high heels, Ninih berjalan laiknya robot. "Aduh susah, jalannya," ujar Ninih. Namun, hal itu tak mengurangi 'penggemar' untuk berdatangan dan meminta foto bersama. Sekaligus beberapa media minta ikut nimbrung untuk wawancara.
Beberapa kilatan foto menerpa wajah Ninih. Masih tak percaya, Ninih mencoba tidak tegang dan kaku untuk mengikuti arahan dari penata gaya. Senyumnya, masih kaku, terlalu dipaksakan. Berbeda ketika Ninih melayani pembeli di jembatan busway. Tubuhnya seperti sulit digerakkan. Berbeda saat Ninih dengan cepat dan tangkas melayani beberapa pembeli getuk sekaligus yang tergesa-gesa untuk menaiki busway.
Beberapa lokasi foto dan beberapa baju telah dicoba Ninih. Beberapa gaya yang tak biasa juga telah dilakukan Ninih. Pengalaman pertama ini, seolah mengajarkan Ninih tidaklah mudah menjadi seorang artis atau model. Betapa sulit berjalan dengan mengenakan high heels, betapa sulitnya mengeluarkan aura santai ketika beberapa pasang mata memperhatikannya.
0 comments:
Post a Comment